Kisah ini terjadi di
Hari Valentine, 14 Februari. Di bangku sebuah bus kota. Seorang kakek membawa
sekuntum mawar merah duduk bersebelahan dengan seorang pemuda. Sang pemuda
melirik mawar merah indah itu dan berkomentar, “tampaknya ada wanita yang akan
memperoleh hadiah mawar merah yang indah.”
“benar apa yang kau katakana,”
kata sang kakek sambil tersenyum cerah.
Beberapa menit
berlalu. Kakek itu menyadari bahwa sang pemuda terus memerhatikan bunga mawar
yang dibawanya.
Sang kakek bertanya
kepadanya, “apakah kau punya kekasih?”
“punya,” jawab si
pemuda. “sebentar lagi saya bertemu dia. Saya membawakannya hadiah ini,”
katanya sambil menunjukkan cokelat dan kartu valentine.
Kakek itu
mengangguk-angguk.
Beberapa menit kemudian,
sang kakek sampai pada tujuannya. Ia berpamitan pada pemuda itu. Sebelum turun
dari bis, ia memberikan mawar yang dibawanya pada pemuda itu.
“berikanlah mawar ini
untuk kekasihmu,” katanya. “saya akan memberitahu istri saya tentang ini, dan
saya yakin dia pasti setuju.”
Sang pemuda tidak bias
berkata apa-apa. Refleks, tangannya menerima bunga itu. Pandangannya mengikuti
sang kakek yang sudah turun dari bis. Kakek itu berjalan memasuki kompleks
pemakaman menuju nissan istrinya.

taken from: somebook